Posts

Mengapa Mesti Malu Mengakui Kesalahan

Salah, atau berbuat kesalahan. Sesuatu yang dianggap aib atau cela yang dilakukan manusia. Tidak berbuat sesuai aturan, bahkan melanggarnya, atau menyimpang dari kaidah kebenaran. Setidaknya ada 3 elemen terkait yang membentuk kesalahan. Korban/objek kesalahan, Norma dalam menilai kesalahan, serta Pelaku yang berbuat kesalahan. Jika terjadi sebuah kesalahan, Korban/objek biasanya tidak terima atas perlakuan salah yang menimpanya. Misalkan ketika hak nya diambil, atau keyakinannya dinista, si korban akan menuntut Pelaku untuk memperbaiki kesalahannya, mengembalikan hak nya. Jika si korban bijaksana, ia akan memaafkan permohonan maaf si pelaku, selama si pelaku berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya. Hal umum di atas biasanya terjadi jika kedua belah pihak (pelaku &korban) memiliki pandangan atau meyakini norma yang sama terhadap kesalahan tersebut. Pelaku menyadari kesalahannya dan Korban memaafkan kejadian yang menimpanya.  Dengan itu kehidupan di dunia terasa indah, da

Semua atas Kehendak-Nya

Akhirnya ku beranikan diri untuk menyudahi penderitaan ini. Sakit Gigi. Penyakit yang beberapa hari ini membuat ku senewen. Nyeri skala richter dibagian gigi memancing ku gampang emosi dan senut-senut dikepala juga ikut menambah derita. Drg Jimmy, tulisan besar terpampang di depan Ruko Semabung, Pangkalpinang. Akhirnya ketemu juga dokter gigi di Kota yang baru sebulan ini ku tinggali. Ups. dokter muslim bukan ya?. Sebuah pertanyaan dibenak. Sudahlah.. dalam bermuamalah hendaknya kita tidak mempermasalahkan keimanan, selama mereka profesional. jawaban sendiri coba menenangkan hati dan meredam nyeri di gigi. Saat masuk ruko tiga lantai itu, nampak sebuah meja receptionis. Di balik meja terlihat seorang wanita berkerudung sedang mengerjakan sesuatu. Alhamdulillah benaku, pegawainya muslim. “Selamat malam Pak?” dia menyapa. “Bapak mau berobat?” tanyanya padaku. Setelah pendaftaran pasien baru dan menyampaikan tujuan ku untuk menambal gigi, ku dipersilahkan duduk di ruang tunggu

Dua Menit Yang Menentukan

Salah satu syarat rukun dari waktu sholat adalah telah masuknya waktu sholat. Dasar masuk waktu itulah yang membolehkan muadzin mengumandangkan azdan. Namun adakalanya kita menemukan perbedaan waktu adzan antara satu masji dengan masjid lainya. Meski terdengar saling bersahutan, bisa saja perbedaan waktu mulai adzan berkumandang antara 1 sampai 5 menit. Tidak jadi masalah jika yang mengumandangkan adzan pertama yakin bahwa saat itu telah masuk waktu sholat.   Di musholla belakang rumah saya biasanya azdan berkumandang lebih awal dibanding   di tempat lain. Banyak dampak yang terjadi ketika adzan dikumanangkan lebih awal, misalnya sholat dilaksanakan juga lebih awal yang mengakibatkan banyak jamaah ketinggalan akhirnya menjadi masbuk.   Atau yang lebih crusial adalah saat masyarakat di sekitarnya ada yang melakukan puasa sunnah, secara otomatis shoimiin dan shoimat berhenti sahur saat mendengar adzan subuh dan berbuka saat mendengar adzan maghrib. Namun hal itu tidak menjadi m

Salah Satu Pelajaran Dari Pertandingan Manny Pacquaio dengan Floyd Mayweather

Kemarin, Ahad, 3 May 2015, waktu Indonesia, jutaan pasang mata menyaksikan even pertandingan tinju terbesar yang pernah ada. Pertandigan antara Manny "Pacman" Pacquaio dengan Floyd "money" Mayweather. Di antara jutaan pasang mata itu, adalah sepasang mata saya yang alhamdulilah masih diberikan kenikmatan untuk ikut menyaksikan pertandingan bernilah 4 triliun itu. Seperti kebanyakan mata yang menyaksikan dan memberikan pendapat di media sosial, pendapat mata saya juga menganggap bahwa yang seharusnya menang adalah Manny Pacquaio. Pertandingan ini menjadi kontroversi atas keputusan wasit yang memenangkan Floyd Mayweather. Tapi saya tidak akan membahas kontroversi tersebut. Para Juri sudah ketuk palu, Sabuk kemenangan sudah diboyong ke gelanggang Floyd. dan Pacquaio sepertinya tidak terlalu mempermaslahkan keputusan itu. kali ini saya coba melihat sisi lain yang bisa dijadikan pelajaran dari pertandingan tersebut. Kebetulan, saat dua jagoan tinju itu bertandi

Ketahanan Keluarga sebagai Basis dalam Pengokohan Ketahanan Nasional

Ketahanan Keluarga sebagai Basis dalam Pengokohan Ketahanan Nasional Oleh : Afif Qudratullah Jika ingin kemakmuran 1 tahun, tumbuhkanlah benih. Jika ingin kemakmuran 10 tahun, tumbuhkanlah pohon. Jika ingin kemakmuran 100 tahun, maka tumbuhkanlah (didiklah) manusia. (Konfusius) 1.                   Pendahuluan Indonesia adalah bangsa yang besar. Badan Pusat Statistik (BPS) mempublikasikan jumlah rumah tangga di Indonesia pada 2013 berjumlah 64.041,2ribu kepala keluarga dengan rata-rata anggota keluarga sebanyak 3.9orang. Bonus demografi ini menjadi modal utama bagi bangsa Indonesia, khususnya dalam sumber daya manusia. Di samping itu hamparan tanah bumi pertiwi yang terbentang seluas 1.922.570 km disatukan oleh lautan seluas 3.257.483 km² tersimpan sumber daya alam yang melimpah untuk kemakmuran manusia. Kedua sumber daya ini sepatutnya mampu mendukung terwujudnya tujuan nasional dari bangsa yaitu Indonesia, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah dara